1. Reflector
Reflector berbentuk lingkaran, berdiameter 1,2 - 4,5 meter. Terbuat dari bahan serat fiber atau baja ringan. Berfungsi memancarkan dan menerima signal dari satelit.
2. Feed System
Feed system terdiri dari Feedhorn, Combiner dan OMT yang memiliki fungsi sebagai berikut :
- Feedhorn berfungsi memfokuskan signal baik uplink (tx) maupun
downlink (rx).
- Combiner berfungsi memberikan jalur khusus bagi transmiter dan
receive / memisahkan jalur signal uplink (tx) dan downlink (rx).
- OMT (Orthomode Transducer) berfungsi memisahkan antara pemancar dan penerima dan didalamnya terdapat antena transmitter.
3. TRF (Transmit Reject Filter)
4. SSPA dan BUC
Pada komunikasi satelit dengan menggunakan frekwensi C-Band, besarnya free loss space (redaman) uplink + 200 dB. Agar signal yang dipancarkan stasiun bumi dapat mencapai satelit, maka diperlukan suatu perangkat penguat signal.
Perangkat tersebut disebut SSPA (Solid State Power Amplifier) dan BUC ( Block Up Converter), Keduanya memiliki perbedaan yaitu :
- SSPA (Solid State Power Amplifier) berfungsi untuk menguatkan signal C-Band (5.925 Mhz -
6.425) Mhz. Kemudian diteruskan ke feedhorn untuk dipancarkan ke satelit.
- BUC (Block Up Converter) berfungsi untuk merubah input frekwensi L-Band (950 Mhz - 1.450 Mhz menjadi frekwensi C-Band dan menguatkannya, kemudian diteruskan ke feedhorn untuk dipancarkan ke satelit.
5. LNA dan LNB
Jarak satelit geostationer ke permukaan bumi + 36000 km. Jauhnya jarak ini menyebabkan signal yang diterima stasiun bumi cukup kecil. Pada komunikasi satelit dengan menggunakan frekwensi C-Band. Besarnya loss space (redaman) downlink + 196 dB. Untuk itu stasiun bumi memerlukan suatu perangkat yang dapat menguatkan signal yaitu LNA (Low Noise Amplifier) atau LNB ( low Noise Block -downnconverter- ). Perbedaan LNA dan LNB adalah :
- LNA (Low Noise Amplifier) hanya sebagai penguat signal yang diterima dari feedhorn (frekwensi C-Band) kemudian diteruskan ke RFT.
- LNB ( Low Noise Block) berfungsi sebagai penguat signal yang diterima dari feedhorn (frekwensi C-Band), kemudian di konversi ke frekwensi L-Band dan diteruskan ke MODEM.
6. RFT (Radio Frekwensi Transceiver & Receiver)
Didalam unit RFT terdapat modul Up Converter dan Down Converter . Berikut fungsi dari Up Converter dan Down Converter :
- Up Converter berfungsi mengubah frekwensi IF ( Intermediate Freqency) 52 MHZ - 88 MHZ yang berasal dari MODEM menjadi frekwensi C-Band 5.925 MHZ - 6.425 MHZ kemudian diteruskan ke SSPA.
- Down Converter berfungsi mengubah frekwensi C-Band 5.925 MHZ - 6.425 MHZ yang berasal dari LNA menjadi frekwensi IF ( Intermediate Freqency) 52 MHZ - 88 MHZ kemudian diteruskan ke MODEM.
7. MODEM
MODEM adalah kombinasi dari Modulator dan Demodulator. MODEM ada beberapa jenis, yaitu :
- MODEM IF yaitu Modulator, signal data (base band) menjadi signal analog (signal carrier) dengan frekwensi IF 52 MHZ - 88 MHZ. Dan sebaliknya Demodulator, signal analog (signal carrier) dengan frekwensi IF 52 MHZ - 88 MHZ menjadi signal data (base band).
- MODEM L-BAND yaitu Modulator signal data (base band) menjadi signal analog (signal carrier) dengan frekwensi L-Band 950 MHZ - 1.450 MHZ . Dan sebaliknya Demodulator signal analog (signal carrier) dengan frekwensi L-Band 950 MHZ - 1.450 MHZ menjadi signal data (base band).
8. KABEL IFL
Kabel IFL ( Inter Facility Link ) merupakan media penghubung antara ODU ( Outdoor Unit) dan IDU (Indoor Unit) berupa kabel Coaxial. Beberapa type kabel IFL yang sering digunakan yaitu RG 8, RG 11 , RG 58, dll.